Selasa, 16 Maret 2010

pemahaman kliru tentang kloning

Pemahaman Keliru Lainnya tentang Kloning

Salah paham lain yang sering terjadi di kalangan orang awam adalah kloning dapat "menciptakan manusia". Akan tetapi, kloning tidak dapat diartikan demikian. Kloning merupakan penambahan informasi genetis yang telah tersedia, ke dalam mekanisme reproduksi yang juga telah ada sebelumnya. Dalam proses ini tidak terjadi penciptaan mekanisme ataupun informasi genetis yang baru. Informasi genetis diambil dari seseorang yang sudah ada sebelumnya dan kemudian disisipkan ke dalam rahim seorang wanita.Hal ini menyebabkan anak yang nantinya dilahirkan merupakan "kembar identik" dari orang yang menjadi sumber informasi genetisnya.

Banyak orang, yang tidak sepenuhnya memahami kloning, memiliki gagasan-gagasan yang tidak masuk akal. Sebagai contoh, mereka membayangkan sebuah sel yang diambil dari seorang lelaki berusia 30 tahun, dapat menjadi seorang lelaki berusia 30 tahun pula dalam hari yang sama. Hal semacam ini hanya ada di dalam fiksi ilmiah, dan tidak mungkin, serta takkan pernah dapat terlaksana. Kloning pada dasarnya adalah menyebabkan lahirnya seorang "kembar identik" melalui metoda alamiah (dengan kata lain melalui rahim seorang ibu). Hal ini tidak ada kaitannya dengan teori evolusi, ataupun dengan konsep "menciptakan manusia".

Menciptakan manusia atau makhluk hidup lain - dengan kata lain, membuat sesuatu yang tadinya tak ada menjadi ada - adalah kekuasaan Allah semata. Kemajuan ilmiah menegaskan hal ini dengan menunjukkan bahwa penciptaan tidak mungkin dilakukan oleh manusia. Hal ini dinyatakan dalam sebuah ayat Al Qur'an:

Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah" Lalu jadilah ia. (QS. Al Baqarah, 2:117)



.....bpk budi setiawan....

.....bpk budi setiawan....

Sabtu, 06 Maret 2010

pak budi setiawan berkata

memiliki ilmu pengetahuan adalah salah satu syarat untuk meraih keberhasilan sedangkan rencana hidup kita adalah sebagai jalan jembatan menuju keberhasilan. Ilmu kita bagai sebuah 'air' dan rencan sebagai 'gelasnya' bayangkan apa yang terjadi apabila air yang ingin kita tampung tidak ada wadah atau gelasnya. Begitu pula ilmu kita mau di taruh dimana bila kita tidak mempunyai rencana hidup, bukankah berarti sia-sia kita belajar di sekolah smk 13 selama 3 tahun dengan jurusan yang kita pilih, atau menunggu ilmu itu hilang karna termakan waktu, dan yang hanya bisa kita katakan hanya "yh udah lupa,udh lupa" hal tersebut cuma hanya persoalan tidak bisa merencanakan hidup atau takut merencanakan hidup, karna takut akan persaingan, takut kalah,di disinilah kecedasan EQ tampil kembali (berguna) bukannya kecerdasan IQ. Kita tidak di ciptakn untuk menjadi orang kalah, menang dan kalah itu adalah sebuah pilihan, begitulah sekiranya.




guru matematika smk13

peran IQ,EQ, dan SQ

Dari berbagai hasil penelitian, telah banyak terbukti bahwa kecerdasan emosi memilik peran yang jauh lebih signifikan dibanding kecerdasan intelektual (IQ). kecerdasan otak (IQ)barulah sebatas syarat minimal meraih keberhasilan, namun kecerdasan emosilah yang sesungguhnya (hampir seluruhnya terbukti) mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi. terbukti banyak orang yang orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi, terpuruk ditengah persaingan. sebaliknya banyak yang mempunyai kecerdasan intelektual biasa-biasa saja,justru sukses menjadi bintang-bintang kinerja; pengusaha-pengusaha sukses; dan pemimpin-pemimpin di berbagai kelompok. Di sinilah kecerdasan emosi (EQ) membuktikan eksistensinya.Lalu dimana posisi SQ (spiritual Quotient)? Mari kita telaah lebih lanjut!

ketika seseorang dengan kemampuan EQ dan IQ-nya berhasil mendaki kesuksesan, seringakali ia disergap dengan perasaan 'kosong' dan hampa dalam celah batin kehidupannya. setelah prestasi puncak telah dipijak, ketika semua pemuasaan kebendaan telah diraih, setelah uang hasil jerih usaha berada dalam genggaman; ia tak tahu lagi kemana harus melangkah; untuk tujuan apa semua prestasinya itu diraih; hingga hampir-hampir diperbudak uang serta waktu tanpa tahu dan mengerti di mana ia harus berpijak..........continued




ary ginanjar

Jangan menyalahkan takdir

selama ini banyak orang memahami takdir secara sepotong-sepotong dengan beranggapan bahwa keberhasilan atau kegagalan sesorang semata-mata adalah takdir tuhan. secara prinsip, saya setuju pendapat ini. Namun tentu saja tidak boleh berhenti hanya sampai di situ saja. Banyak yang mengambil jalan pintas dalam berpikir, langsung menilai dan mengaharapkan hasilnya saja, tanpa memperhatikan proses yang mesti dilalui sebelumnya,

pada setiap proses yang akan kita hadapi dan telah kita lalui, terdapat takdir atau hukum ketetapan allah, dimana anda berhak untuk memilih setiap langkah atau beberapa pemikiran untuk mengahadapinya. Takdir takdir atau hukum allah itu bersifat pasti. contohnya, apabila anda kurang memaksakan diri untuk banyak "membaca", maka akan berlaku sebuah hukum kepastian bahwa anda akan kurang berpengetahuan. Disini yang tidak pasti adalah keinginan dan pilihan untuk "membaca atau tidak membaca" dari dalam diri anda. Inilah sebenarnya yang menyebabkan kegagalan atau keberhasilan yaitu konsekuensi dari pilihan. Dan anda tidak berhak menyalahkan tuhan karenanya. Jika anda sudah berusaha "maksimal" (menurut anda), namun masih juga gagal, artinya anda belum melaksanakan hal tersebut secara sempurna, masih ada hal yang kurang,atau bisa juga salah dalam menyikapinya






ary ginanjar

Mulailah dengan tujuan

anjuran rasulullah: rasulullah: "mulailah dari sebelah kanan," salah satu kebiasaan rasulullah ini, ternyata terbukti dengan keberadaan otak sebelah kanan yang berisikan visi manusia. Mulailah dari sebelah kanan, artinya, mulailah suatu pekerjaan dengan suatu tujuan atau visi. Doa adalah sebuah harapan,dan harapan umumnya muncul dalam bentuk visual yang terletak pada otak sebelah kanan

Sabtu, 06 Februari 2010

kecerdasan (EQ) yang berujung pada kesuksesan

Buku-buku penuntun sukses dan pembentukan kepribadian saat ini, isinya seringkali mengagumkan. saat mambacanya, seringkali saya berdecak kagum akan kebenaran teori tersebut. pada saat itu dari dalam hati muncul bahwa saya akan mampu memperaktikan teori pada buku tersebut. saya memang berhasil memahami tentang arti berfikir positif,proaktif,orientasi pada tujuan, empati,komitmen, tetapi setelah beberapa bulan, sudah lupa untuk mempraktikan konsep pada buku tersebut, dan kembali lagi pada kebiasaan lama. Tidak ada internalisai karakter.

Melatih kebiasaan kognitif umumnya lebih mudah dibanding melatih kecerdasan emosi. Melatih orang untuk mengoprasikan komputer,menghitung,menghafal daftar dan sederetan angka,melatih kepiawaian bermain guitar adalah salah satu contoh kebiasaan kognitif yang berasal dari otak kiri. Tetapi pelatihan yang membuat orang menjadi konsisten;memiliki komitmen ;berintegritas tinggi;berpikir terbuka bersikap jujur;memiliki prinsip;mempunyai visi;memiliki kepercayaan diri;bersikap adil;bijaksana atau kreatif, adalah contoh kecerdasan emosi yang seharusnya juga dilatih dan dibentuk,tidak cukup hanya berupa pelatihan kognitif seperti yang diperoleh disekolah selama ini. pelajaran bpk budi setiawan mungkin akan lebih cepat saya terima dengan baik andai 10 menit terlebih dahulu memberi motivasi-motivasi untuk anak muridnya ( hehe saran doang pak!! )

Banyak contoh disekitar kita membuktikan orang yang memiliki kecerdasan otak saja (IQ),memilik gelar tinggi,belum tentu sukses berkiprah didunia pekerjaan. seringkali justru yang berpendidikan formal lebih rendah, banyak yang ternyata mampu lebih berhasil. kebanyakan program pendidikan hanya berpusat kepada kecerdasan akal (IQ), padahal diperlukan pula bagaiman mengembangkan kecerdasan emosi seperti: ketangguhan,inisiatif,optimisme,kemampuan beradaptasi. Saat ini begitu banyak orang berpendidikan yang tampak begitu menjanjikan,mengalami kemandekan dalam kariernya. Lebih buruk lagi,mereka tersingkir akibar rendahnya kecerdasan emosi.


sekarang kita tahu bahwa kemampuan akademik,nilai rapor,predikat kelulusan pendidikan tinggi tidak bisa menjadi tolak ukur seberapa baik kinerja sesorang dalam pekerjaannya atau seberapa tinggi sukses yang mampu dicapai (grrrrrrrr kesal sama pembimbing saya di kantor pos terlalu mendewa-dewakan orang yang berpendidikan tinggi seharusnya dia lihat ini)

Menurut makalh McCleand tahun 1973 berjudul "testing for Competense Rather than Intelligence" dijelaskan tentang seperangkat kecakapan khusus seperti: empati;disiplin diri; dan inisiatf akan membedakan antar mereka yang sukses sebagai bintang kineraja dengan hanya sebatas bertahan dilapangan kerja.

saat ini perusaahan-perusahaan raksasa dunia telah banyak menyadari hal ini. Mereka menyimpulkan bahwa inti kemampuan pribadi dan sosial yang merupakan kunci utama keberhasilan seseorang adalah kecerdasan emosi.

prinsip membebaskan belenggu Hati

Disini kita Belajar dari kisah orang terdahulu seorang sahabat rasulullah berkulit hitam. yang bernama bilal yang ditindih batu besar di tengah padang pasir panas?Ia dipaksa untuk meninggalkan agamanya, namun ketetapan hatilah yang mampu membuatnya bertahan dan hanya berucap: "Ahad...ahad...ahad." para quraisy itu takkan pernah bisa merampas kemerdekaan hati bilal, meski bilal adalah budak yang tak merdeka secara fisik. Namun bilal bebas memilih prinsipnya, mempertahankan keyakinannya, apapun resiko yang akan dihadapi. Bilal mampu memisahkan 'fisik' (tubuh) yang terbatas dan terbelenggu, dengan hati yang bebas merdeka. Batu besar itu memang berhasil menghimpit tubuhnya, namun batu tersebut tidak mampu menekan jiwa yang bebas merdeka. Bahkan Bilal tidak pernah mengijinkan pikirannya sendiri merasa tertekan. Bilal adalah raja atas pikiran dan hatinya sendiri. Ia telah menguasai batinnya. ia mampu keluar dari dirinya, melihat jasadnya, melihat jasadnya sendiri yang dihimpit batu. merdeka dari keberpihakan duniawi, sang pencipta yang menjadi prinsipnya dan kekuatannya.